PolMarkKlarifikasi Hasil Survei Palsu Pilkada NTB. Lembaga Survei Polmark mengklarifikasi beredarnya hasil survei terkait persaingan para bakal calon yang akan bertarung pada pilkada serentak di Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2018 mendatang. 2020. Manfaat Tidur Dalam Ruangan Yang Gelap. Gaya 10 April,
Baca Digadang PAN di Pilgub Jawa Barat, Bima Arya Masih Bimbang. Sebab, beberapa hasil survei terkait dengan pilkada di sana tidak terlalu akurat lantaran selalu mengalami perubahan yang cepat. Perubahan tren suara ini khususnya terjadi pada hari terakhir menjelang pencoblosan. 3 Februari 2020. Billy Sindoro Disebut Pernah Minta
Dua lembaga survei merilis hasil berbeda jajak pendapat mereka terkait elektabilitas paslon mana yang unggul jelang Pilkada Kota Surabaya 9 Desember 2020. Lembaga Survei Populi Center merilis hasil survei elektabilitas kedua pasangan calon kontestan Pilkada Surabaya lebih dulu, Jumat 30 Oktober 2020. Hasilnya, lembaga survei ini mengunggulkan pasangan nomor urut 01 Eri Cahyadi
Beritadan foto terbaru Hasil Survei Indo Barometer - 'Jalan' Gibran Rakabuming di Pilkada Solo 2020 Dinilai Mulus, Indo Barometer Ungkap Alasannya. Minggu, 14 November 2021; Cari.
Mamasa Polewali Mandar, Kab. Sumenep, Kab.Sidoarjo, Kab.Bima, tahun 2012 s/d 2020. Pembuatan desain, manajemen organisasi, dan analisis data hasil survei perilaku pemilih pada Pilkada yang diselenggarakan lebih dari 25 kali di berbagai wilayah tingkat Provinsi meliputi, Prov. Banten, Prov. Sulawesi Tengah, Prov. Sumatera Selatan, Prov
Harianjogjacom, JAKARTA-Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan menggelar sistem rekapitulasi secara elektronik (Sirekap) KPU dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2020.Namun, Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) meragukan rencana penerapannya. Ketua Bawaslu Abhan, di Jakarta, Kamis (12/11/2020), mengatakan masih banyak kendala yang terjadi di daerah yang tidak memungkinkan Sirekap
. - Pemungutan suara dalam Pilkada Serentak 2020 sudah semakin dekat. Pencoblosan dalam pilkada yang berjalan saat pandemi ini akan berlangsung pada Rabu, 9 Desember 2020. Proses pemilihan kepala daerah di Pilkada 2020 bakal berlangsung di Tempat Pemungutan Suara TPS. Ratusan ribu TPS tersebut tersebar di 309 kabupaten/kota. Dengan jumlah warga yang tercatat dalam Daftar Pemilih Tetap DPT sekitar lebih dari 100,3 juta orang, Pilkada 2020 diselenggarakan dengan 9 Pilgub, 224 Pilbup, dan 37 Pilwalkot. Sejumlah lembaga survei pun telah merilis hasil riset yang mengukur elektabilitas pasangan calon kepala daerah di sejumlah wilayah. Berikut ini adalah beberapa hasil survei Pilkada 2020 dari sejumlah lembaga yang dilakukan pada bulan November dan Oktober lalu terkait dengan elektabilitas para kandidat di Pilgub Sulawesi Utara, Pilgub Sumatera Barat, serta Pilwalkot Surabaya. Hasil Survei Pilgub Sulut 2020 Mengutip Antara, Lingkaran Survei Indonesia LSI Denny JA merilis hasil survei terbarunya untuk mengukur elektabilitas kandidat di Pemilihan Gubernur Pilgub Sulawesi Utara Sulut 2020. Survei LSI Denny JA ini dilakukan pada 19-25 November 2020, dengan melibatkan 800 responden. Menggunakan metode multistage random sampling, survei ini diklaim punya margin error kurang lebih 3,5 persen. Hasil survei LSI Denny JA tersebut mengunggulkan pasangan Olly Dondokambey-Steven Kandouw ODKS dengan elektabilitas mencapai 65 persen. Direktur Konsultan Citra Indonesia KCI LSI Deneny JA, Adjie Al Faraby mengatakan elektabilitas paslon nomor tiga tersebut berada jauh di atas 2 lawannya. Di Pilgub Sulut 2020, Olly-Steven bersaing dengan pasangan Christiany Eugenia Paruntu-Sehan Salim Landjar CEP-Sehan dan Vonnie Anneke Panambunan-Hendry Corneles Mamengko Vonnie-Hendry. Berdasarkan hasil survei LSI Denny JA, pasangan CEP-Sehan hanya memiliki tingkat elektabilitas sebesar 26,2 persen. Sementara Vonny-Hendry malah hanya 5,5 persen. "Semua aspek yang menjadi pertimbangan variabel pemilih dalam memilih, diungguli oleh Olly-Steven. Sulit sekali kompetitor mengejar petahana," ujar Faraby di Manado, Rabu 2/12/2020. Menurut Farabi, elektabilitas Olly-Steven terus naik sejak dua survei sebelumnya yang digelar oleh LSI Denny JA, hingga yang ketiga pada akhir November 2020. Di survei ketiga, paslon petahana tersebut ungggul dalam 6 segmen pemilih penting. Hasil Survei Pilkada Sumbar 2020 Pilgub Sumbar 2020 menarik perhatian sejumlah lembaga survei. Salah satu lembaga survei yang mengukur peta persaingan kandidat di Pilgub Sumatera Barat 2020 ialah Poltracking Pilkada Sumbar 2020 terakhir yang dikerjakan oleh Poltracking dilaksanakan pada tanggal 19-23 Oktober 2020. Survei ini menggunakan metode stratified multistage random sampling, dan melibatkan sampel responden sebanyak 1200 orang. Dengan margin of error +/- persen, hasil survei ini diklaim memiliki tingkat kepercayaan 95 persen. Laporan yang dirilis laman Poltracking pada 3 November 2020 memuat keterangan bahwa klaster survei itu meliputi 19 kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Barat. Responden survei diklaim telah dipilih secara proporsional berdasarkan data jumlah populasi pemilih terakhir. Hasil survei Poltracking ini menunjukkan pasangan Mulyadi-Ali Mukhni memiliki elektabilitas paling tinggi di antara empat pasangan calon peserta Pilkada Sumbar 2020, yakni 49,5 itu jauh melampaui tingkat elektabilitas pasangan Nasrul Abit-Indra Catri 21,3%, Mahyeldi Ansharulah-Audy Joinaldy 17,1% dan Fakhrizal-Genius Umar 6,2%.Di sisi lain, survei Poltracking mendapati 2,2 persen responden masih merahasiakan pilihan mereka dan 3,7 persen lainnya belum menentukan sikap undecided voters.Sebagai perbandingan, hasil survei Voxpol Center Research and Consulting yang diselenggarakan pada 2-12 November 2020 menyimpulkan peta persaingan yang berbeda. Survei Voxpol menyasar 800 responden, dan diklaim memiliki margin of error kurang lebih 3,47 Eksekutif Voxpol, Pangi Syarwi Chaniago menuturkan, pada konteks akseptabilitas, Voxpol Center melakukan simulasi pertanyaan kuesioner soal siapa calon gubernur/wakil gubernur yang paling layak dan berkemampuan memimpin Sumatera Barat pada survei Voxpol memperlihatkan, pasangan Mahyeldi-Audy dianggap layak dan berkemampuan oleh 61,9 persen responden. Adapun paslon Mulyadi-Ali Mukhni dinilai layak dan berkemampuan oleh 59,4 persen penilaian atas kelayakan dan kemampuan Nasrul-Indra datang dari 54,1 persen responden. Di posisi terakhir, Fakhrizal-Genius dinilai layak dan berkemampuan oleh 43,1 persen responden survei. Hasil Survei Pilkada Surabaya 2020 Pilwalkot Surabaya menjadi salah satu pilkada yang menarik minat banyak lembaga survei untuk mengukur elektabilitas kandidat yang sedang bertarung. Tercatat setidaknya ada 7 lembaga survei yang merilis hasil sigi terhadap elektabilitas kandidat di Pilkada Surabaya 2020. Survei-survei itu dilaksanakan pada bulan Oktober dan November lalu. 1. Survei Charta PolitikaHasil Survei Charta Politika terbaru di Pilkada Surabaya menunjukkan elektabilitas pasangan calon Eri Cahyadi-Armuji mencapai 51,2 persen. Adapun elektabilitas lawannya, Machfud Arifin-Mujiaman hanya 40,7 persen. Survei Charta ini dilakukan pada 18-24 November 2020, serta melibatkan responden melalui wawancara tatap muka dan kuesioner terstruktur. Memakai metode multistage random sampling, survei tersebut diklaim memiliki margin of error kurang lebih 2,83 persen. Hasil survei yang sama menyimpulkan hampir semua kandidat sudah memiliki tingkat pengenalan di atas 80 persen. Hanya Mujiaman yang masih memiliki tingkat pengenalan sedikit di bawah 80 persen. 2. Survei Indo Survey & Strategy Hasil survei Pilkada Surabaya 2020 juga dirilis oleh Indo Survey & Strategy yang melakukan jajak pendapat pada 5-12 November 2020 dengan responden sebanyak 440 orang. Survei tersebut menemukan, elektabilitas Eri Cahyadi-Armudji mencapai 47,95 persen. Sebaliknya, elektabilitas Machfud Arifin-Mujiaman cuma 27,73 persen. Data itu menjadi alasan peneliti Indo Survey, Karyono Wibowo memperkirakan Eri-Armudji bakal unggul di Pilkada Surabaya 2020. "Jika tak ada 'tsunami' politik pekan ini, hampir dipastikan Eri-Armudji akan meneruskan pemerintahan di Surabaya," ujar Karyono, Kamis 3/12/2020. 3. Survei PoltrackingSurvei Poltracking Indonesia yang mengukur elektabilitas 2 peserta Pilkada Surabaya 2020 sudah dilaksanakan pada 19-23 Oktober 2020, dengan metode stratified multistage random sampling. Siaran resmi Poltracking mengungkapkan survei itu melibatkan 1200 responden dengan margin of error +/- pada tingkat kepercayaan 95%. Klaster survei ini menjangkau 31 kecamatan di Surabaya dan pengumpulan datanya dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan kuesioner terhadap responden yang telah terpilih secara acak. Hasil survei Poltracking menunjukkan, Machfud Arifin-Mujiaman unggul dengan elektabilitas 51,7 persen. Sedangkan lawan mereka, Eri Cahyadi-Armuji hanya memiliki elektabilitas 34,1 persen. Sebagai catatan, dalam survei Poltracking, jumlah pemilih yang merahasiakan jawabannya hanya sebanyak 5 persen, dan mereka yang belum menentukan pilihan undecided voters sebesar 9,2 persen. 4. Survei SMRCSaiful Mujani Research and Consulting SMRC juga telah merilis hasil survei terbarunya mengenai persaingan dua kandidat di Pilkada Surabaya 2020. Survei SMRC ini digelar pada 11-18 November 2020, dengan sampel sebanyak 820 responden yang diwawancarai secara tatap muka. SMRC menyatakan responden survei tersebut dipilih melalui metode multistage random sampling, dengan toleransi kesalahan margin of error sekitar 3,5 persen, dan tingkat kepercayaan 95%. Hasil survei SMRC itu mengunggulkan pasangan Eri Cahyadi-Armudji, dengan elektabilitas 48,5%. Adapun lawan mereka, Machfud Arifin-Mujiaman hanya mempunyai elektabilitas 37,3 persen. Sementara responden yang mengaku belum mengetahui siapa yang akan dipilih, mencapai 14,2 persen. 5. Survei Cyrus NetworkLembaga survei Cyrus Network merilis hasil riset terbarunya pada Senin 30/11/2020. Survei dari Cyrus Network tersebut dikerjakan pada 23-27 November 2020, serta melibatkan 400 responden yang diwawancarai secara tatap muka. Responden survei dipilih melalui metode multistage random sampling, dengan toleransi kesalahan margin of error =/- 5 persen. Hasil survei Cyrus Network menunjukkan elektabilitas pasangan Eri Cahyadi-Armudji lebih tinggi daripada lawannya, yakni 55,3 persen. Sedangkan elektabilitas Machfud Arifin-Mujiaman hanya 33,8 persen. Adapun jumlah pemilih mengambang masih sekitar 10,9 persen. Rinciannya belum memutuskan pilihan sebesar 8,4 persen, tidak menjawab 2 persen, dan tidak memilih 0,5 persen. 6. Survei Fisip UINSAFakultas Ilmu Sosial dan Politik FISIP Universitas Islam Negeri Sunan Ampel UINSA merilis hasil survei terbarunya mengenai peta persaingan di Pilkada Surabaya 2020 pada 24 November FISIP UINSA dilakukan pada 2-12 November 2020, atau sebelum debat publik Pilkada Kota Surabaya 2020 digelar di televisi. Survei ini melibatkan 350 responden saja, dengan menggunakan metode multistage random sampling dan tingkat kepercayaan 95 survei tersebut menyimpulkan, elektabilitas Machfud Arifin-Mujiaman unggul dengan angka 46 persen. Sedangkan pasangan Eri Cahyadi-Armudji hanya memiliki elektabilitas 42,86 yang sama menyimpulkan popularitas Machfud-Mujiaman juga unggul atas lawannya, yaitu mencapai 47,4 persen, dibandingkan Eri-Armudji yang hanya 47,1 Survei SSCSurabaya Survei Center SSC menggelar survei yang sama pada 19-24 November 2020, dengan melibatkan 880 responden dari 31 Kecamatan di Kota metode stratified multistage random sampling, SSC mengklaim margin of error surveinya lebih kurang 3,3 persen, dengan tingkat kepercayaan 95 survei SSC tersebut mengunggulkan pasangan Eri-Armudji dengan elektabilitas mencapai 49,9 persen. Sedangkan elektabilitas Machfud-Mujiaman mencapai 38,1 persen saja. Sementara 12 persen responden yang lain belum menentukan pilihan undecided voters.Survei tersebut juga menunjukkan Eri Cahyadi menjadi kandidat paling populer di antara lainnya, dengan popularitas mencapai 92 persen, diikuti Machfud Arifin 86,9 persen, Armudji 84,1 persen, serta Mujiaman 74,9 persen. - Politik Penulis Addi M IdhomEditor Agung DH
Oleh Siti Saodah Pemerhati Politik Bima-Dompu Ada hal yang menarik dari penantian panjang para pendukung baik kubu Syafaad H. Syafrudin- Ady Mahyudi maupun kubu Dilan IDP – Dahlan dalam mendapatkan rekomendasi partai Nasdem, yakni digunakannya hasil survey sebagai barometer penentuan bakal calon dalam pilkada Kabupaten Bima tahun 2020. Hal ini jarang terjadi pada pilkada sebelumnya. Apalagi lembaga survey yang terlibat dalam penentuan partai ini adalah lembaga survey sekelas Poltracking, Charta Politica dan Lembaga Survei Indonesia LSI yang merupakan lembaga survey nasional yang terbukti hasil surveinya dalam berbagai pilkada daerah maupun pemilihan presiden. Tentu ini menarik bagi Pilkada Bima, adanya penentuan kandidat calon yang didahalui melalui survey mengindikasikan proses demokrasi dalam partai berjalan baik, selain itu bagi masyarakat ini merupakan pendidikan politik yang terukur, karena adanya data sebagai acuan dalam mendiskusikan dan mengkaji secara ilmiah arah peta politik Pilkada Kabupaten Bima 2020. Penggunaan lembaga survey nasional sebagai acuan penentuan bakal calon yang diusung partai Nasdem tentunya tidak terlepas dari cara padangan politik atau strategi suatu partai dalam pemenangan Pilkada Bima. Platform Partai Nasdem mirip seperti partai Golkar yang selalu ingin berada pada lingkaran kekuasaan pemerintahan untuk dapat menyuarakan aspirasi partai dalam pemerintahan. Meskipun telah memiliki kader partai sendiri yang akan bertarung di Pilkada Kabupaten Bima 2020 yakni H. Syafrudin, namun tidak serta merta partai mengusung sebagai kandidat calon yang diusung. Hal tersebut tidak terlepas dari pertimbangan strategi partai yang ingin mengusung kandidat yang memiliki peluang besar dalam memenangkan pertarungan dengan mengukur elektabilitas dan variable lain mempengaruhi peluang kemenangan suatu calon. Seperti yang sudah kita ketehui bersama, pada awal survey internal partai Nasdem menggandeng Poltracking sebagai surveyor dalam gelaran pilkada di Kabupaten Bima. Beberapa kandidat yang muncul pada saat itu sebut saja petahana IDP-Dahlan, Syafru-Ady, Irfan-Edison, Raihan Anwar-Maman dan calon independen Ruslan-Sarimin. Survey internal partai Nasdem pada periode pertama yang dilaksanakan 7 s/d 13 Maret 2020, menghasilkan elektabilitas petahana masih diatas pasangan yang lain yakni 43%, diikuti oleh syafru-Adi dengan tingkat elektabilitas 22,7%, kemudian Irfan-Edison 4,8%, Raihan-Aminullah 1% serta calon independen 0,8% sisanya tidak menjawab dan belum punya pilihan. Bagi kandidat petahana, tingkat elektabilitas yang tinggi merupakan sesuatu yang wajar dalam berbagai setiap survey diIndonesia karena petahana masih megendalikan roda pemerintahan dan masih popular dikalangan masyarakat. Meskipun petahana telah unggul dalam survey pertama, dengan berbagai pertimbangan, Nasdem melakukan survei ulang penentuan calon kandidat. Harapannya kondisi yang berbeda dengan survei pertama, baik pada segi waktu pelaksaaan dan jumlah kandidat yang telah mengerucut, diharapkan akan menghasilkan angka yang berbeda pula dalam Survei ulang tersebut. Hasil survey ini tidak hanya akan menentukan keberlangsungan bagi pasangan syafaad, tapi juga mampu memperidiksi pemenang dalam pilkda Kabupaten Bima yang akan berlangsung 9 Desember 2020 yang akan datang. Poltracking dalam survey bulan maret 2020 lalu menggunakan metode mulstage random sampling yang merupakan metode yang sama dilakukan lembaga-lembaga survey nasional dalam memperidiksi pemenag pemilu presiden 2019 dengan hasil yang cukup akurat. Pada survey kali ini Kubu IDP –dahlan menggandeng LSi dan Kubu Syafaad menggandeng Charta Politica tentu akan menggunakan metode yang sama dimana basis data yang digunakan adalah peta penyebaran suara di TPS-TPS pilkada 2015 dan Pemilihan legislative 2019. Diharapkan dengan metode pengambilan sampel yang sama, data dapat dibandingkan hasil survey terdahulu. Apabia nantinya terjadi perubahan elektabilitas dimana kubu syafaat bisa naik > 5% dan kubu IDP turun elektabilitasnya dibawah 40%, maka tidak tertutup kemungkinan kubu syafaat mampu mendapatkan rekomendasi Nasdem dan dipridiksi memenangkan pilkada 2020 dengan selisih tipis, dengan syarat kenaikan elektabiltasnya konsisten selama 4 bulan kedepan sampai hari H. Namun apabila hasil komparasi data antara survey LSI dan charta Politica menghasilkan data sebaliknya, dimana petahana mampu mempertahankan elektabiltasnya diangka > 40%, maka hasil survey tersebut tidak hanya akan memberikan efek jatuhnya rekomendasi Nasdem ke kubu IDP, namun juga ancaman bubarnya kubu syafaat karena ketidakcukupan syarat elektroral legislatif mendapatkan partai lain bagi pencalonannya. Hasil survey babak ulangan tidak saja berpengaruh pada internal partai Nasdem dalam mengeluarkan rekomendasi partainya namun lebih dari itu, hasil survey ulangan ini akan menjadi acuan memperidiksi pemenang pilkada Bima 2020. Meskipun terdapat kandidat lain yang akan mengikuti kontastasi pilkada ini, apabila elektabilitasnya berangkat dibawah 10% maka umumnya diberbagai pilkada kandidat tersebut akan sulit memenangkan kontestasi persaingan pilkada apalagi pilkada Kabupaten Bima menyisahkan beberapa bulan lagi. * Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
Jakarta, Lembaga Indodata, merilis hasil survey Pilkada Kabupaten Bima 2020. Kabupaten Bima dinilai salah satu wilayah sentral di wilayah Indonesia Timur yang menarik untuk dicermatai. Dari rilis yang diterima Indodata telah melakukan survei pada tanggal 1 Maret – 14 Maret 2020 dengan metode multy stage random sampling pada 400 responden yang tersebar pada 18 Kecamatan. Jumlah responden 10 persen pada setiap desa. Responden terdiri dari 50 persen perempuan dan 50 persen laki-laki, dengan margin error sebesar 4,9 persen. Direktur Eksekutif Indodata, Danis Wahidin, menyampaikan dalam rilisnya, hasil survei pada pilkada Kabupaten Bima ini memperlihatan sejumlah hasil temuan. Diantaranya, tingkat kepuasan publik terhadap incumbent masih rendah. Namun incumbet masih memiliki potensi yang kuat dengan tingkat popularitas, akseptabilitas, elektabilitas yang tinggi. Indodata menyurvay sejumlah tokoh yang berpotensi menjadi kepala daerah. Indah Damayanti Putri IDP memeroleh hasil survey 24,5 persen, Adi Mahyudi persen, Nimran Abdurahman 5,75 persen, Dahlan M. Nur 5,25 persen, M. Aminurlah 4,25 persen, Syafrudin 1,25 persen, Herman 1,00 persen, dr. Irfan 1,00 persen dan kandidat lainnya memiliki elektabilitas dibawah 1,00 persen. “Pemilih mengambang masih sangat tinggi, sehingga tinggkat perubahannya bisa mencapai lebih dari 90 persen,” bebernya. Metode pengumpulan data sendiri, kata dia, menggunakan kuisioner wawancara tatap muka. Calon kepala daerah yang akan dipilih masyarakat sangat bergantung pada perilaku pemilih. Perilaku pemilih pada Pemilu 2020 dapat diukur dengan metode ilmiah melalui survei persepsi pemilih Kepala daerah dan Pilkada 2020. Hasil survei tersebut dapat menjadi informasi tentang kekuatan dan kelemahan partai serta persiapan kandidat untuk menghadapi masa kampanye Pilkada 2020. Hasil survei juga dapat menjadi referensi dalam merumuskan strategi yang tepat, mengetahui kekuatan dan kelemahan kepala daerah lainnya. IAN Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
Pilkada Serentak 2020 UPDATE Real Count KPU Pilkada Ternate Jumat 11/12/2020 Siang TULUS Unggul 30,3 Persen Pemilihan Kepala Daerah Pilkada Serentak 2020 yang diikuti oleh 270 wilayah telah selesai digelar pada Rabu 9/12/2020. Jumat, 11 Desember 2020 Pilkada Serentak 2020 Pasangan Yuni-Suroto di Sragen Melindas Suara Kotak Kosong, PDIP Berjaya di Solo Raya Ketua Tim Pemenangan Yuni - Suroto, Untung Wibowo Sukowati menyatakan bahwa target perolehan suara 80 persen sudah tercapai. Kamis, 10 Desember 2020 Survei SMRC 92% Warga Siap Mencoblos dalam Pilkada 2020 Hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting SMRC memperlihatkan 92 persen warga di 270 wilayah Pemilihan Senin, 7 Desember 2020 Pilkada Serentak 2020 Survei SMRC 77 Persen Warga Takut Tertular Covid-19 Saat Nyoblos Hal itu berdasarkan temuan survei yang dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting SMRC yang dipublikasikan pada Minggu Minggu, 6 Desember 2020 Hasil Pilkada Serentak Bisa Dipantau di Gawai Via Aplikasi 'Kawal Suara Pilkada' Dengan aplikasi tersebut dapat lebih cepat diketahui siapa kontestan pilkada peroleh suara terbanyak di kabupaten/kota/provinsi tertentu Kamis, 3 Desember 2020
- Tahap pencoblosan Pilkada 2020 bakal digelar secara serentak di Tempat Pemungutan Suara TPS, pada Rabu, 9 Desember 2020. Pemungutan suara di tiap daerah pilkada dijadwalkan berlangsung sejak pukul sampai waktu setempat. Pilkada Serentak 2020 menjadi agenda pesta demokrasi pertama di Indonesia yang berlangsung saat pandemi terjadi. Skala pemilihan serentak kali ini cukup besar karena sebanyak 100,3 juta warga tercatat dalam Daftar Pemilih Tetap Pilkada 2020. Jutaan pemilih itu tersebar di 309 kabupaten/kota, dan akan memberikan hak suaranya di 270 pilkada yang terdiri atas 9 Pemilihan Gubernur Pilgub, 224 Pemilihan Bupati Pilbup, dan 37 Pemilihan Wali Kota Pilwalkot. Komisi Pemilihan Umum KPU RI mengklaim penyaluran semua kebutuhan logistik Pilkada 2020 sudah selesai dilakukan ke seluruh lokasi pemilihan. Distribusi logistik itu termasuk pengiriman perlengkapan pemungutan suara hingga alat pelindung diri APD untuk panitia pemilihan. "Seluruh logistik Pilkada 2020, baik perlengkapan pemungutan suara maupun APD telah terdistribusi hingga ke tingkat desa/kelurahan. Selanjutnya mulai siang hingga malam hari [8 Desember] akan digeser ke TPS," kata Komisioner KPU Pramono Ubaid Tanthowi, pada Selasa 8/12/2020. Di sisi lain, penyelenggaraan Pilkada Serentak 2020 yang dibayangi tingginya risiko penularan Covid-19, diperkirakan tidak terlalu menyurutkan animo warga untuk datang ke TPS. Prediksi itu tercermin di dalam hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting SMRC. Hasil survei SMRC yang dilakukan pada 18-21 November 2020 melalui wawancara via telepon terhadap responden yang dipilih secara random, menunjukkan 83% warga yang tinggal di daerah pilkada mengaku akan datang ke TPS pada 9 Desember 2020. "Temuan ini menunjukkan tingginya antusiasme warga untuk ikut memilih pada 9 Desember nanti," demikian kesimpulan yang dikatakan Direktur Riset SMRC, Deni Irvani, seperti dilansir laman resmi lembaga survei tersebut. Meskipun demikian, Deni mengingatkan soal kemungkinan bahwa persentase warga yang benar-benar datang ke TPS bisa jadi lebih rendah. Dia beralasan, survei pada 2009-2019 menunjukkan ada 98 persen warga yang mengaku akan datang ke TPS. Namun, faktanya, tingkat partisipasi warga di pemilu-pemilu sebelumnya rata-rata cuma 98%. "Dengan adanya wabah Covid-19, rata-rata tingkat partisipasi riil dalam Pilkada 9 Desember 2020 mungkin akan lebih rendah dibanding 5 tahun lalu," Deni menambahkan. Persoalannya, hasil survei lainnya yang digelar oleh SMRC pada 4-7 November 2020 menunjukkan bahwa cuma 47% warga yang selalu memakai masker. Survei yang dilakukan melalui wawancara per telepon terhadap 1200 responden yang dipilih secara random itu juga memperlihatkan hanya 43% warga yang selalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, dan 35% disiplin menjaga jarak fisik. Hasil survei itu pun mendapati data 68% warga setiap hari atau beberapa hari dalam seminggu berada di dalam kerumunan, 65% bekerja di luar rumah, 60 persen beribadah di luar rumah. "Secara umum warga tidak cukup ketat menjalankan protokol kesehatan," ujar Deni, mengutip siaran resmi SMRC yang dirilis pada 7 Desember kemarin. "Ini bisa menimbulkan masalah tersendiri saat pilkada dilangsungkan pada 9 Desember. Apalagi ada dorongan untuk ikut pilkada maka kemungkinan kasus positif naik menjadi lebih besar," dia menyimpulkan hasil survei tersebut menegaskan perlunya peningkatan penegakan hukum terkait pelaksanaan protokol kesehatan yang mesti dilakukan penyelenggara pilkada, terutama KPU, Bawaslu, dan pemerintah daerah. Daftar Daerah Pilkada Serentak 2020 Rawan Covid-19 Badan Pengawas Pemilu Bawaslu RI sudah memutakhirkan data Indeks Kerawanan Pemilu IKP Pilkada 2020. Data daerah-daerah lokasi Pilkada Serentak 2020 yang dinilai rawan dalam IPK versi Bawaslu itu diumumkan pada Minggu, 6 Desember 2020. Mengutip siaran resmi Bawaslu, pemutakhiran IPK Pilkada 2020 itu menunjukkan ada peningkatan kerawanan di daerah-daerah lokasi penyelenggaraan pemilihan serentak pada tahun ini. Bahkan, Koordinator Divisi Pengawasan dan Sosialisasi Bawaslu Mochammad Afifuddin menyebut, bahwa "Tidak satu pun daerah berada pada kondisi rawan rendah." Jumlah daerah dengan tingkat kerawanan tinggi juga meningkat. IKP terbitan Bawaslu mengukur tingkat kerawanan daerah lokasi Pilkada 2020 dengan memakai sejumlah kriteria, salah satunya adalah risiko penularan Covid-19 di tengah pandemi. Menurut Afifuddin, salah satu penyebab adanya peningkatan jumlah daerah Pilkada 2020 dengan tingkat kerawanan tinggi adalah kondisi pandemi Covid-19 yang tidak kunjung melandai. Berdasarkan catatan Afifuddin, IKP Pilkada 2020 yang dirilis Bawaslu pada September lalu memuat data adanya 50 kabupaten/kota yang termasuk kategori "rawan tinggi" terkait aspek pandemi."Pada semua isu, terdapat peningkatan jumlah kabupaten/kota yang masuk dalam kategori rawan tinggi," ujar Afifuddin. "Jumlah daerah dengan kerawanan tinggi pada aspek pandemi terus meningkat dibandingkan Juni dan September lalu," dia melanjutkan. Sedangkan data IKP Pilkada 2020 terbaru, atau yang dimutakhirkan datanya pada bulan November 2020, menujukkan terdapat 62 kabupaten/kota yang "rawan tinggi" dalam aspek pandemi. Data ini menunjukkan daerah "rawan tinggi" terkait aspek pandemi melonjak 24 data IKP Pilkada 2020 terbaru per November, sebanyak 199 kabupaten/kota lokasi pemilihan juga masuk dalam kategori "rawan sedang" terkait dengan aspek pandemi. Sementara daftar 10 kabupaten/kota dengan tingkat kerawanan tertinggi terkait aspek pandemi, yang diukur dalam IKP Bawaslu dengan skor 1-100, adalah sebagai berikut Kabupaten Teluk Wondama skor 100 Kabupaten Agam skor 89,7 Kabupaten Natuna skor 88,5 Kabupaten Purworejo skor 79,3 Kabupaten Kotawaringin Timur skor 79,3 Kabupaten Morowali Utara skor 78,2 Kota Semarang skor 77 Kabupaten Tuban skor 77 Kabupaten Tasikmalaya skor 75,9 Kabupaten Purbalingga skor 74,7. Data IKP Pilkada 2020 terbaru juga menunjukkan bahwa 9 provinsi lokasi pemilihan gubernur atau Pilgub juga termasuk dalam kategori "rawan tinggi" dalam konteks risiko pandemi. Adapun urutan skor kerawanan dari tertinggi hingga terendah di antara 9 provinsi tersebut ialah sebagai berikut Kepulauan Riau skor 95,4 Sumatera Barat skor 89,7 Jambi skor 87,4 Bengkulu skor 86,2 Kalimantan Tengah skor 79,3 Sulawesi Tengah skor 78,2 Kalimantan Selatan skor 73,6 Sulawesi Utara skor 73,6 Kalimantan Utara skor 67,8. Baca juga Satgas COVID Ancam Bubarkan Kerumunan saat Pencoblosan Pilkada Pilkada 2020 Ketahui 6 Larangan yang Tak Boleh Dilakukan di TPS Daftar Daerah yang Melaksanakan Pilkada Serentak 2020, Cara Nyoblos Protokol Cegah Covid-19 di TPS Pilkada 2020 Bagi Pemilih dan KPPS - Politik Penulis Addi M IdhomEditor Agung DH
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID U0ZwqSnhssRvt6T_H_7UxXZUzWKdo9vxzYY8u3X_DtGGSlXE9IGoJQ==
hasil survei pilkada bima 2020